Pekanbaru (Cakrabangsa.com) - ?Lembaga riset SETARA Institute merilis daftar 10 kota dengan skor Indeks Kota Toleran (IKT) terendah berdasarkan pengamatan selama tahun 2024.
Dalam daftar tersebut, termasuk Kota Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau, yang menempati urutan kelima.
Rilis yang dikeluarkan SETARA Institut ini, ditanggapi oleh Anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi PDI Perjuangan, Zulkardi. langsung mengaku terkejut,
"Saya langsung terkejut pas baca berita itu ada nama Kota Pekanbaru di dalam daftar. Pekanbaru masuk kota intoleran? Mengada-ada ini SETARA Institut," ujar Zulkardi
Dia mempertanyakan dasar dan metodologi riset yang dilakukan oleh SETARA Institute, sehingga Pekanbaru dinyatakan memiliki skor toleransi yang rendah.
"Kita minta mereka harus ada dasar dan kajiannya mengapa Pekanbaru masuk dalam hasil risetnya. Saya menyatakan protes, saya tidak terima. Kalau mereka tidak bisa menjabarkan, kita akan tuntut. Dengan adanya berita seperti ini bisa menimbulkan kegaduhan di Pekanbaru," terang Zulkardi.
Zulkardi menegaskan, selama ini kehidupan masyarakat di Pekanbaru berlangsung secara damai dan harmonis, terutama dalam konteks keberagaman agama maupun suku.
Menurutnya, hasil survei seperti ini perlu dikaji secara lebih mendalam, agar tidak menimbulkan persepsi yang keliru di tengah masyarakat.
"Asal mereka tahu, Kota Pekanbaru ini negeri Melayu. Orang Melayu toleransinya tinggi. Di Pekanbaru ini hampir semua agama dan suku ada. Selama ini kita kan damai-damai saja, tidak ada permasalahan. Kalau intoleran, tentu banyak terjadi kegaduhan. Tapi selama hidup masyarakat Pekanbaru damai dan tenteram. Kok bisa hasil dari survei mereka masuk ke dalam 10 daftar itu. Mereka turun ke lapangan gak melakukan riset. Tak betul ini data yang mereka keluarkan," Beber Zulkardi.
Ditegaskan Zulkardi, penyebaran informasi seperti ini berpotensi menimbulkan keresahan dan salah paham di tengah masyarakat multikultural.
Dalam hal ini, Zulkardi berharap ada klarifikasi resmi dari pihak lembaga riset untuk menjelaskan parameter yang digunakan dalam penilaian,
"Kita hidup berdampingan secara harmonis di antara umat beragama dan bersuku-suku. Kita akan minta klarifikasi apa dasarnya. Isu ini tidak bisa dianggap sepele, karena menyangkut hubungan antaragama dan etnis yang ada di Pekanbaru," Harap Zulkardi.
Terkait dengan hal ini, Zulkardi mengajak masyarakat Pekanbaru untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi.
Lebih jauh dikatakan Zulkardi menjelaskan pentingnya menjaga kondusivitas serta merawat semangat kebersamaan dan toleransi antarwarga.
"Kalau dibuat framing Pekanbaru intoleran itu sangat luar biasa. Padahal selama ini tentram, damai, dan menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika," kata Zulkardi.
Informasi yang diketahui Sebagaimana diketahui, SETARA Institut merilis 10 kota di Indonesia yang paling intoleran.
Berikut daftarnya;
1. Kota Parepare, Sulawesi Selatan, skor 3,945.
2. Kota Cilegon, Banten, skor 3,994.
3. Kota Lhokseumawe, Aceh, skor 4,140.
4. Kota Banda Aceh, skor 4,202.
5. Pekanbaru, Riau, skor 4,320.
6. Bandar Lampung, skor 4,357.
7. Makassar, Sulawesi Selatan, skor 4,363.
8. Ternate, Maluku Utara, skor 4,370.
9. Kota Sabang, Aceh, skor 4,377.
10. Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, skor 4,381.